Rabu, 08 Desember 2021

Teknik Pengujian Black-Box Testing Dan White-Box Testing

Saat ini tata cara pengujian perangkat lunak telah banyak berkembang seiring kian beragamnya platform dan tujuan perangkat lunak. Metode-metode pengujian tersebut menunjukkan pendekatan yang sistematik dalam menguji perangkat lunak. Di samping itu, sistem-sistem tersebut mampu menunjukkan mekanisme yang mampu menolong dalam memastikan kelengkapan pengujian dan menunjukkan kemungkinan tertinggi dalam menguak kesalahan pada perangkat lunak.

Program rekayasa perangkat lunak dapat diuji dengan satu atau dua cara, yaitu :
  1. Dengan mengetahui fungsi yang ditentukan untuk dikerjakan oleh suatu produk RPL, pengujian bisa dijalankan untuk menawarkan bahwa masing-masing fungsi berjalan sepenuhnya dan pada waktu yang sama mencari kesalahan pada setiap fungsi. Pendekatan pengujian ini umumdisebut dengan istilah pengujian black-box atau black-box testing.
  2. Dengan mengetahui kerja internal produk RPL, maka pengujian mampu dilaksanakan dalam memutuskan bahwa semua operasi internal bekerja sesuai dengan spesifikasi dan segala bagian interna telah diamati dengan mencukupi. Pendekatan pengujian ini biasa disebut dengan istilah pengujian white-box atau white-box testing.

Pengujian Black-box 

Pengujian black-box ialah pengujian berhubungan dengan pengujian yang dijalankan pada interface perangkat lunak. Walaupun dirancang untuk menguak kesalahan, pengujian black-box dipakai untuk memberikan bahwa fungsi-fungsi yang ada pada perangkat lunak bisa beroperasi, bahwa inputan diterima dengan baik dan output dihasilkan secara sempurna, serta integritas info eksternal dipelihara dengan baik. Black-box testing menguji beberapa aspek dasar sebuah metode dengan mengamati sedikit struktur nalar internal pada perangkat lunak.

Pengujian White-box

Pengujian white-box yakni pengujian yang didasari pada pengamatan yang teliti tentang detail prosedural. Jalur-jaur logika yang melewati perangkat lunak diuji dengan menunjukkan perkara uji atau skenario pengujian yang menguji serangkaian keadaan atau perulangan (loop) tertentu. Status program mampu diuji pada banyak sekali titik untuk menentukan apakah status yang diharapkan dengan status sebetulnya.

Dari paparan perihal pengujian black-box dan white-box di atas sebelumnya, sekilas mampu ditarik kesimpulan bahwa pengujian white-box yang sungguh teliti akan mampu membawa perangkat lunak terhadap program yang benar 100%. Yang dibutuhkan adlaah memilih semua jalur nalar, membuatkan masalah uji untuk mengujinya dan menganalisa akhirnya, yakni menimbulkan perkara uji untuk menguji akal program secara lebih mendalam. Akan tetapi sesuai dengan prinsip pengujian, pengujian secara mendalam akan mengakibatkan dilema sumber daya atau logistik. Bahkan bagi program dalam skala kecil, nalar mampu dibangkitkan dengan jumlah jalur akal yang besar.

Pengujjian white-box tidak boleh dianggap tidak mudah. Sejumlah jalur akal yang penting mampu dipiih dan dipakai. Struktur-struktur data yang penting dapat diperiksa kevalidalitasnya. Atribut pengujian black-box dan white-box mampu digabungkan secara berbarengan dalam memberikan penekatan yang memvalidasi antarmuka dan secara selektif menjamin bahwa proses internal perangkat lunak sudah benar.

Black-box Testing

Pengujian ini berkonsentrasi pada kriteria fungsional perangkat lunak. Black-box memungkinkan pelaku RPL mendapatkan serangkaian keadaan input yang menyanggupi syarat fungsional sebuah perangkat lunak.

Black-box testing akan berusaha dalam menemukan kesalahan dengan kategori sebagai berikut ini :
  • Fungsi-fungsi yang rusak atau salah
  • Kesalahan antarmuka perangkat lunak
  • Kesalahan kinerja
  • Kesalahan inisialisasi ataupun terminasi
  • Kesalahan struktur data atau akses basis data
Pengujian black-box lebih cenderung untuk dilaksanakan pada tahap selesai dan dituntut untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti berikut :
  • Apakah sistem sungguh sensitif terhadap nilai input tertentu?
  • Bagaimana validitas fungsional diuji
  • Apa imbas variasi tertentu dari data terhadap operasi tata cara?
  • Berapa kecepatan dan volume data yang dapat ditangani metode?
  • Bagaimana batas-batas sebuah data diisolasi?
Melalui pengujian black-box ini, penguji musti merancang serangkaian kasus uji atau skenario pengujian yang dapat memberitahu mengani ada atau tidaknya kesalahan dan mampu menghemat jumlah perkara uji atau skenario uji yang harus dirancang untuk mencapai pengujian yang benar.

Teknik Pengujian Black-box

Contoh penguian black-box diantaranya adalah selaku berikut :

Boundary Value Analysis

Merupakan teknik pengujian yang membagi domain-domain input dari sebuah acara ke dalam keompok-kalangan data, lalu melakukan pengujian cuma pada batas-batas domain input tersebut. 

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Source : testbytes.net

Graph Based Testing Method

Teknik pengujian black-box ini melibatkan gambar grafik yang mengilustrasikan hubungan antara penyebab (input) dan dampak (output), yang memicu terjadinya hasil. Pengujian ini menggunakan variasi output dan input yang berlawanan.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Source : testbytes.net

Decision Table Testing

Dalam beberapa masalah, kombinasi input menjadi sungguh rumit untuk melacak beberapa kemungkinan. Situasi rumit seperti ini bergantung pada tabel keputusan, sebab memperlihatkan penguji pandangan teratur perihal variasi input dan output yang dibutuhkan. Teknik ini identik dengan teknik pengujian berbasis grafik; perbedaan khususnya ialah memakai tabel alih-alih diagram atau grafik.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Source : testbytes.net

Equivalence Partitioning

Teknik pengujian black-box ini banyak dipakai untuk menulis kasus uji. Ini dapat berguna dalam menghemat serangkaian input yang mungkin menjadi input yang lebih kecil namun efektif. Ini dilaksanakan lewat pembagian input selaku kelas, dan setiap kelas diberi nilai. Ini dipraktekkan ketika keperluan untuk pengujian lengkap timbul dan untuk menolak redundansi input.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Source : testbytes.net


State Transition Testing

Teknik ini biasanya mempertimbangkan kondisi, keluaran, dan input dari suatu tata cara selama abad tertentu. Berdasarkan pada jenis perangkat lunak yang diuji, beliau mengusut perubahan perilaku sebuah sistem dalam keadaan tertentu atau kondisi lain sambil menjaga input yang serupa. State transitition testng teknik ini dibuat dengan mengusut urutan transisi dan keadaan atau kejadian di antara input.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing

White-box Testing

White-box testing adalah metode desain perkara uji yang menggunakan struktur kendali rancangan prosedural untuk menemukan perkara uji. Dengan memakai tata cara pengujian white box, pelaku RPL mampu melakukan masalah uji yang merujuk pada :
  • Memberikan jaminan bahwa seluruh jalur independen pada suatu modul sudah digunakan paling tidak satu kali.
  • Menggunakan struktur data internal untuk menjamin validitasnya.
  • Mengeksekusi semua loop pada batasan dan pada batas operasionalnya.
  • Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false.
Sifat cacat internal pada perangkat lunak sungguh mungkin ditemukan dengan memakai pengujian white-box sedangkan black-box tidak mungkin mampu menemukannya. Alasan inilah yang mendasari mengapa pengujian white-box dijalankan.

Teknik White-box Testing

Teknik pengujian white-box testing diantaranya ialah

Basis Path Testing

Metode ini memungkinkan perancang perkara uji untuk mengukur kompleksitas logis dari desain prosedural dan menggunakannya sebagai pemikiran untuk memutuskan sekumpulan jalur hukuman dasar (basis set). Kasus uji yang dilakukan untuk menggunakan basis set tersebut dijamin untuk menggunakan setiap statement dalam acara paling tidak sekali selama pengujian. Metode ini menggunakan notasi flow graph yang menggambarkan pedoman kontrol nalar yang memakai notasi yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini: 

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing

Condition Testing

Definisinya adalah sebuah metode disain test case yang mengusut kondisi akal yang terdapat pada modul acara.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Source : stackexchange.com

Data Flow Testing

Data Flow Testing yakni seni manajemen spesifik pengujian perangkat lunak yang berfokus pada variabel data dan nilainya. Itu menggunakan grafik fatwa kontrol. Ketika tiba ke kategorisasi, pengujian pemikiran data akan mampu dianggap selaku jenis pengujian kotak putih dan jenis pengujian struktural. Itu menciptakan cek di titik penerimaan data oleh variabel dan titik penggunaannya. Hal ini dilakukan untuk menutup jalur pengujian dan celah pengujian cabang.

Saat ini metode pengujian perangkat lunak sudah banyak berkembang seiring semakin beragamn Teknik Pengujian Black-box Testing dan White-box Testing
Data flow testing (semanticscholar.org)

Loop Testing

Loop testing yakni suatu teknik white box testing yang berfokus pada validitas konstruksi loop (insiden berulang) secara langsung.


Sumber https://blogbugabagi.blogspot.com/


EmoticonEmoticon